Sikap dan kepribadian pdf




















Terakhir, isi dari komponen perilaku adalah kecenderungan bertindak. Saifudin juga menyatakan bahwa sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen tersebut saling mendukung dan menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Berikut akan dijelaskan secara ringkas mengenai ketiga komponen tersebut:. Komponen kognitif dapat disebut juga dengan komponen persepsual, yang berisi kepercayaan individu.

Kepercayaan tersebut berhubungan dengan hal-hal bagaimana individu memersepsikan objek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui pengetahuan , pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain.

Misalnya, individu mengetahui bahwa kesehatan itu sangat berharga karena ia menyadari bahwa apabila sakit, dirinya akan merasakan betapa nikmatnya itu sehat. Komponen ini merujuk pada dimensi emosional subjektif individu, terhadap objek sikap, baik yang positif rasa senang maupun negatif rasa tidak senang.

Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai suatu yang benar terhadap objek sikap tersebut. Misalnya, individu senang sikap positif terhadap profesi keperawatan, berarti ia melukiskan perasaannya terhadap keperawatan; masyarakat umumnya tidak senang sikap negatif terhadap tindakan kekerasan, perjudian, pelacuran, dan kejahatan. Komponen konatif disebut juga komponen perilaku, yaitukomponen sikap yang berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya.

Misalnya, individu mengetahui bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang mulia sehingga banyak lulusan SMA yang masuk Akademi Keperawatan; remaja putri lulusan SMA banyak memilih untuk melanjutkan sekolah ke Akademi Kebidanan karena lulusan Akademi Kebidanan menjanjikan pekerjaan yang jelas.

Ketiganya membuat total attitude. Dalam hal ini, yang menjadi determinan sikap adalah pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi. Menurut Atkinson, Smith, dan Bem ,mengungkapkan bahwa sikap memiliki lima fungsi, yaitu instrumental, pertahanan, ego, ekspresi nilai, pengetahuan,dan penyesuaian nilai.

Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan menggambarkan keadaan keinginan. Bahwa untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan suatu sarana yang disebut sikap.

Apabila objek sikap dapat membantu individu mencapai tujuan, individu akan bersikap positif terhadap objek tersebut atau sebaiknya. Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.

Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai yang terdapat pada diri individu dapat dilihat dari sikap yang diambilnya bersangkutan terhadap nilai tertentu.

Sikap ini membantu individu memahami dunia yang membawa keteraturan terhadap bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu memiliki motif ingin tahu, ingin mengerti, dan pengetahuan. Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat. Dalam hal ini sikap yang diambi individu tersebut akan sesuai dengan lingkungannya. Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya suatu sikap.

Dengan berkem bangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.

Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis yang akan membentuk sikap positif dan sikap negatif. Pembentukan tanggapan terhadap obyek merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi di mana tanggapan itu terbentuk, dan ciri-ciri obyektif yang dimiliki oleh stimulus.

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang-orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain.

Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita terutama kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pula-lah yang memberi corak pengalaman-pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakatnya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominansi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sebagai tugas pokoknya dalam menyampaikan informasi, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, bila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah sikap. Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. Kedua lembaga di atas, mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta ajarannya. Karena konsep moral dan ajaran agama sangat membentuk sistem kepercayaan maka tidak mengherankan kalau konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

Sikap ini dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang. Akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang dapat bertahan lama. Untungnya, ada cara agar hambatan dapat diatasi dan sikap dapat berubah. Salah satunya adalah dengan menyediakan informasi baru. Kadang-kadang informasi akan mengubah keyakinan seseorang, dan selanjutnya mengubah sikapnya. Cara kedua untuk mengubah sikap adalah melalui pemanfaatan rasa takut. Beberapa peneliti menemukan bahwa ketakutan dapat menyebabkan beberapa orang mengubah sikapnya.

Akan tetapi, tingkat ketakutan sepertinya penting untuk hasil akhir. Cara lain yang dapat mengubah adalah dengan memecahkan masalah ketidaksesuaian antara sikap dan perilaku. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa saat pelamar kerja memiliki lebih dari satu tawaran pekerjaan dan dipaksa untuk memilih, mereka merasa bahwa pilihan terakhir mereka adalah kesalahan.

Cara lain yang dapat menyebabkan perubahan sikap adalah melalui persuasi dari teman atau rekan kerja. Misalnya, jika Joe Smith mengelolah rekening pengeluarannya dan menemukan bahwa rekan dalam bidang penjualan tidak melakukannya, dia mungkin mengubah sikapnya.

Cara terakhir dimana perubahan sikap sering terjadi adalah dengan Co-opting, yang berarti membawa orang yang tidak puas dengan situasi tertentu dan melibatkan mereka dalam mengembangkan sesuatu. Misalnya, Nansy merasa bahwa lebih banyak kebutuhan yang diperlukan untuk mengembangkan benefit.

Psychophysical berarti bahwa kepribadian meliputi mental dan neural susunan syaraf atau keseluruhan fisik-psikologis yang dimiliki seseorang. Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.

Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku.

Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama. Menurut Muchlas, 84 Kepribadian didefinisikan sebagai gabungan dari semua cara dimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang lain, atau kadang-kadang didefenisikan sebagai organisasi internal dari proses psikologis dankecenderungan perilaku seseorang.

Menururt Stephen dan Timothy, , kepribadan juga merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungan, atau dengan kata lain kepribadian merupakan keseluruhan cara dimana seseorang individu berekasi dan berinteraksi dengan individu lain.

Menurut Dorland, Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan. Menururt Weller, Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan. Telah dikatakan bahawa kepribadian itu mengandung pengertian yang kompleks.

Ia terdiri dari bermacam-macam aspek, baik fisik maupun psikis. Meskipun telah banyak disinggung dalam uraian-uraian terdahulu, secara lebih terperinci ada baiknya kita uraikan beberapa aspek kepribadian yang penting berhubungan dengan pendidikan, dalam rangka pembentukan pribadi anak-anak didik. Seperti telah dikemukakan dalam pasal-pasal yang lalu, yaitu sifat-sifat yang ada pada individu seperti antara lain: penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, suka menyendiri, sombomg, dan lain-lain.

Pendeknya sifat-sifat yang merupakan kecenderungan- kecenderungan umum pada seorang individu untuk menilai situasi-situasi dengan cara-cara tertentu dan bertindak sesuai dengan penilaian itu. Kecerdasan atau intelejensi juga merupakan aspek kepribadian yang penting.

Termasuk di dalamnya kewaspadaan, kemampuan belajar, kecepatan berpikir; kesanggupan untuk mengambil keputusan yang tepat, kepandaian menangkap dan mengolah kesan-kesan atau masalah, dan kemampuan mengambil kesimpulan. Termasuk ke dalam aspek ini antara lain ialah: kejujuran, berterus terang, menyelimuti diri, pendendam, tidak dapat menyimpan rahasia, mudah melupakan kesan-kesan, dan lain-lain. Kesehatan jasmaniah atau bagaimana kondisi fisik sangat erat hubungannya dengan kepribadian seseorang.

Termasuk besarnya, beratnya, dan tingginya. Bentuk tubuh seseorang berhubungan erat dengan appearance-nya, meskipun mungkin dua orang yang berbentuk tubuh sama berbeda dalam appearance-nya. Namun demikian bentuk merupakan faktor yang penting dalam kepribadian seseorang. Tentang sikap juga telah dibicarakan dalam permulaan bab ini. Sikap seseorang terhadap orang lain tidak terlepas dari sikap orang itu terhadap dirinya sendiri. Bermacam-macam sikap yang ada pada seseorang turut menentukan kepribadiannya.

Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki seseorang, dan jenis pengetahauan apa yang lebih dikuasainya, semua itu turut menentukan kepribadiaanya. Keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu, sangat mempengaruhi bagaimana cara orang itu bereaksi terhadap situasi-situasi tertentu. Bagaimana pandangan dan keyakinan seseorang tehadap nilai-nilai atau ide-ide turut pula menentukan kepribadiannya. Nilai-nilai yang ada pada seseorang dipengaruhi oleh adat istiadat, etika, kepercayaan dan agama yang dianutnya.

Semua itu mempengaruhi sikap, pendapat dan pandangan kita, yang selanjutna tercermin dalam cara-cara kita bertindak dan bertingkah laku. Ada orang pandai menguasai perasaan yang timbul dalam dirinya, ada yang tidak.

Ada orang yang pemarah dan ada pula yang sabar. Seseorang mudah merasa tersinggung, yang lain tidak. Demikian pula intensitas atau kuat-lemahnya perasaan tidak sama pada tiap orang. Keadaan perasaan yang berbeda-beda pada tiap individu sangat mempengaruhi kepribadiannya. Apa yang telah dibicarakan dalam pasal yang lalu tentang temperamen, pembagian tipe watak dari Heymans, dan juga tentang frustasi sangat erat hubungannya dengan masalah ini.

Yang dimaksud dengan peranan di sini ialah kedudukan atau posisi seseorang di dalam masyarakat di mana ia hidup. Termasuk dalam peranan ini ialah tempat dan jabatannya, macam pekerjaannya, dan tinggi-rendahnya kedudukan itu.

People have norms standards of behavior — for roles and also expectations regarding how people in a position will be have.

Seorang dokter akan berlainan sikap dan tindakannya dengan seorang alim-ulama misalnya. Apa yang telah kita bicarakan dalam bab yang baru lalu tentang the self , sangat erat hubungannya dengan kepribadian.

The self merupakan aspek kepribadian yang sangat penting. Ia terdiri dari self-picture, yaitu aspek-aspek yang disadari dari pandangan individu tentang dirinya sendiri, dan kepercayaan serta perasaan individu tentang dirinya sendiri yang tidak disadari. Dengan kata lain: the self adalah anggapan dan perasaan individu tentang siapa, apa, dan di mana sebenarnya dia berada.

Sedangkan kepribadian — seperti telah diuraikan — ialah organisasi sistem-sistem psiko-fisik individu yang menentukan cara-cara penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.

Dengan membandingkan kedua pengertian tersebut — kepribadian dan the self — menjadi jelas bahwa kepribadian itu mencakup the self. Kepribadian seseorang dihasilkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan kondisi situasional Stephen dan Timothy, , antara lain:. Kepribadian tidak seluruhnya dipengaruhi oleh faktor keturunan, faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi bentuk kepribadian seseorang. Faktor lingkungan yang dapat memberikan tekanan kepada kepribadian seseorang adalah kultur masyarakat dimana seseorang dibesarkan, norma-norma keluarga, teman-teman dan kelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.

Kultur akan membentuk norma, sikap, dan nilai-nilai yang diwariskan dari satu generasi ke genarasi berikutnya yang terus menerus berlangsung secara konsisten. Kondisi situsional dapat mempengaruhi efek dari faktor-faktor keturunan dan lingkungan terhadapa kepribadian. Kepribadian seseorang meskipun relatif stabil dan konsisten, namun dapat berubah pada situasi-situasi yang berbeda.

Tuntutan yang berbeda pada situasi yang berbeda dapat menimbulkan reaksi dan aspek yang berbeda pada kepribadian seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya tidak melihat corak kepribadian secara terisolasi, tetapi juga mengetahui bahwa situasi-situasi tertentu lebih relevan dari situasi-situasi lain dalam mempengaruhi kepribadian sehingga dapat dilihat adanya perbedaan-perbedaan individual yang signifikan. Sifat-sifat kepribadian merupakan karakteristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku seorang individu.

Semakin konsisten dan sering munculnya karakteristik tersebut dalam berbagai situasi, maka akan semakin mendiskripsikan karakteristik seorang individu. Para peneliti menyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.

Dalam 20 tahun terakhir ini, digunakan dua pendekatan yang dijadikan kerangka untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang, yaitu:. Merupakan instrumen penilaian yang berisi pertanyaan mengenai bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam situsai tertentu.

Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu diklasifikasikan ke dalam 4 macam karakteristik, yaitu. Meskipun MBTI merupakan instrumen yang paling banyak digunakan dalam penilaian kepribadian seseorang, MBTI masih mempunyai kelemahan yakni memaksakan seseorang untuk dikategorikan sebagai satu jenis atau jenis yang lain, msalnya anda adalah introver atau ekstrover.

Tidak ada yang di tengah-tengah, meskipun individu bisa jadi ekstrover dan introver pada tingkat tertentu. Sifat-sifat kepribadian personality traits adalah karateristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku seorang individu.

Ada 5 lima faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang atau Big Five Model, antara lain: Stephen dan Timothy, Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan kecenderungan yang bipolar:. Ericson tidak merasa bahwa semua periode yang penting dalam bertambahnya perbuatan yang disengaja dan kemampuan yang lebih tinggi terjadi pada masa kritis secara berturut-turut.

Ia menegaskan bahwa perkembangan psikologi terjadi karena tahapan-tahapan kritikal. Kritikal adalah karateristik saat membuat keputusan antara kemajuan dan kemunduran. Pada situasi seperti ini bisa saja terjadi perkembangan atau kegagalan, sehingga dapat mengakibatkan masa depan yang lebih baik atau lebih buruk, tetapi sebetulnya situasi tersebut dapat disusunkembali. Ericson percaya bahwa kepribadian masih dapat dibuat dan diubah pada masa dewasa.

Sobur menyatakan bahwa terdapat beberapa cara untuk mengukur kepribadian, diantaranya yaitu dengan cara sebagai berikut:. Observasi direk merupakan observasi yang berbeda dengan observasi biasa. Observasi ini mempunyai sasaran yang khusus, sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk dilakukan dengan memilih situasi tertentu, yaitu pada saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang ingin diteliti, dilakukan dalam situasi yang dikontrol, dapat diulang dan dapat dibuat replikasinya.

Observasi direk juga disebut dengan observasi quasi experimental. Ada tiga tipe metode dalam observasi direk, yaitu:. Setiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Periode tersebut bisa berlangsung selama beberapa detik, beberapa menit, atau bahkan beberapa jam, tergantung pada tipe tingkah laku atau indikator atau ciri-ciri yang ingin diteliti.

Dalam metode ini, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku. Laporan observasinya berupa catatan-catatan yang mencakup intensitas, lama waktunya, dan efek-efek setelah respon. Dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku khusus yang ingin diketahui oleh yang bersangkutan.

Syarat penggunaan metode ini yaitu peneliti adalah orang dewasa dan cukup inteligen, serta dilakukan untuk pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan. Stress Interview digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang untuk bertahan terhadap hal-hal yang mengganggu emosinya dan seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan ditiadakan.

Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama, dan diselenggarakan secara nonstop. Tujuannya adalah membuat interviewee lelah dan melepaskan sikap defensifnya dengan berbicara terus terang. Cara ini biasanya digunakan untuk meneliti para tersangka tindak kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga.

Selain itu juga digunakan dalam memilih pegawai untuk jabatan penting. Metode ini dilakukan untuk mengetahui proyeksi pribadi seseorang melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes ini memberi peluang kepada testee untuk bisa secara bebas memberikan makna atau arti terhadap hal yang disajikan, dan tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah. Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu.

Kuesioner ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada setiap orang, dan jawabannya biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai. Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkungan mereka.

Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh dua elemen utama: harga diri dan lokus kendali. Harga diri didefinisikan sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.

Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.

Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri. Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka.

Individu narsisis juga cenderung egois dan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya. Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional eksternal. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.

Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Selain itu beberapa aspek kepribadian juga turut andil seperti bentuk tubuh, kesehatan dan nilai-nilai.

Namun dalam kehidupan sehari-hari tak semua bentuk kepribadian itu sama, ada yang kepribadian sehat dan tidak sehat. Salah satunyaadalahfaktorkepribadian. Selalumasihadawaktudankesempatanuntukmembangundanmenunjukkankeperibadianpribadi yang menyenangkanuntukdirisendiridanjuga orang lain, apabilakitamerasabelumsepenuhnyaberhasilmembangunnyauntukkeberhasilandiri yang kitaingingkanitu.

DenganadanyaSikapdanKepribadian, kitabisalebhmudahuntukmenilaiseseorang. Denganbegitukitajugabisamenginstropeksidirisendriterlebihdulusebelummemperlakukan orang lain ataumelakukan orang lain sesuaidengankemauankitasendiri. Sikapdankepribadiansangatpenting, demi membentukindividunya agar bisalebihbaiklagidalammelakukan, menghadapidanmenilaisuatuhal, baikituterhadapobjek, manusialain, respondsb. Reblogged this on jonegoro Suka Suka.

You are commenting using your WordPress. You are commenting using your Google account. You are commenting using your Twitter account. You are commenting using your Facebook account. Beri tahu saya komentar baru melalui email. Beritahu saya pos-pos baru lewat surat elektronik.

Lanjut ke konten 30 April vianisilv. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih. Rumusan Masalah Melihat dari latar belakang masalah makapenulisdapatmerumuskanmasalahsbb: DefinisiSikapdanKepribadian? Bagaimana Proses PembentukanSikap? ApasajaFaktor yang mempengaruhiSikap? SifatKepribadian yang mempengaruhiPerilakuOrganisasi? Tujuan Tujuanpenulisanmakalahiniadalah: Mengetahuitentangdefinisisikapmenurutparaahli, komponensikap, sumbersikap, fungsisikap, proses pembentukansikap, factor yang mempengaruhisikap, tipesikap, perubahansikap.

Mengetahuitentangdefinisikepribadianmenurutparaahli, aspek-aspekkepribadian, factor penentukepribadian, sifatkepribadian, tahapperkembangankepribadian, kepribadian yang sehatdantidaksehat, sifatkepribadian yang mempngaruhiperilakuorganisasi. Sikap adalah kesiap-siagaan mental, yang diorganisasi lewat pengalaman, yang mempunyai pengaruh tertentu kepada tanggapan seseorang terhadap orang, objek dan situasi yang berhubungan dengannya Komponen Sikap Saifudin mengemukakan pendapat Kothandapani tentang struktur sikap dan pendapat Mann tentang isi tiap komponen sikap.

Berikut akan dijelaskan secara ringkas mengenai ketiga komponen tersebut: Kognitif atau evaluasi Kognitif atau evaluasi adalah segmen opini atau keyakinan dari sikap, yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap. Afektif atau perasaan, Perasaan adalah segmen emosional atau perasaaan dari sebuah sikap, yang menimbukan hasil akhir perilaku.

Sumber Sikap Tiga sumber utama sikap Calhoun dan Accocella, : Pengalaman Pribadi, sikap dapat merupakan hasil pengalaman yang menyenangkan atau menyakitkan dengan objek sikap. Pemindahan perasaan yang menyakitkan, pemindahan adalah secara tidak sadar mengalihkan perasaan yang menyakitkan terutama permusuhan jauh dari objek sebenarnya pada objek lain yang lebih aman. Pengaruh sosial, sumber ini dapat dimungkinkan menjadi sumber utama dalam sikap.

To learn more, view our Privacy Policy. To browse Academia. Log in with Facebook Log in with Google. Remember me on this computer. Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link. Need an account? Click here to sign up. Download Free PDF. Sikap dan Kepribadian Wirausaha. Nur Angraini. A short summary of this paper.

Download Download PDF. Translate PDF. Smith adalah beberapa ahli yang menegemukakakn tentang kualitas dan sikap modern. Menurut Inkeles 24 , kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri- cirinya meliputi keterbukaaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realistis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati, serta memahami produksi.

Ciri-ciri orang modern tersebut hampir sama dengan yang dikemukakakn oleh Gunar Myrdal, yaitu: 1 Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi 2 Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh tradisional 3 Mempunyai jangkauan dan pandangan yang luas terhadap berbagai masalah 4 Berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang 5 Selalu memiliki perencanaan dalam segala kegiatan 6 Mempunyai keyakinan pada penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi 7 Percaya bahwa kehidupan tidak dikuasai oleh nasibdan orang tertentu 8 Memiliki keyakinan dan menggunakan keadilan sesuai dengan prinsipmasing-masing 9 Sadar dan menghormati orang lain Siagian, Menurut Harsojo 5 , modernisasi merupakan sikap yang menggambarkan: 1 Keterbukaan bagi pembaruan dan perubahan.



0コメント

  • 1000 / 1000